Perkembangan modern dance di era kontemporer mencerminkan perubahan signifikan dalam pendekatan terhadap tari, baik dalam hal teknik, ekspresi, konsep, dan hubungan dengan media lain. Era kontemporer telah membawa tari modern jauh lebih berkembang dari bentuknya yang awal, dengan pengaruh kuat dari globalisasi, kemajuan teknologi, serta evolusi dalam kesadaran sosial dan politik. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam perkembangan modern dance di era kontemporer:
1. Penyatuan dengan Berbagai Disiplin Seni
Di era kontemporer, modern dance semakin terintegrasi dengan bentuk seni lainnya, termasuk seni visual, teater, musik, dan teknologi. Ini memungkinkan penari dan koreografer untuk menciptakan pengalaman seni yang lebih holistik, di mana gerakan tubuh dipadukan dengan elemen-elemen lain seperti pencahayaan, proyeksi video, atau suara.
Seni Visual dan Instalasi: Banyak koreografer dan penari yang terlibat dalam karya seni visual dan instalasi. Tari kontemporer sering kali menjadi bagian dari pameran seni atau kolaborasi dengan seniman visual untuk menciptakan pengalaman yang lebih multidimensional.
Teknologi: Penggunaan teknologi dalam pertunjukan tari semakin meluas. Proyeksi video, layar digital, dan teknologi interaktif digunakan untuk menciptakan pertunjukan yang lebih imersif, di mana penari berinteraksi dengan elemen-elemen digital, atau bahkan dengan penonton secara langsung.
2. Eksplorasi Teknik dan Gerakan Baru
Di era kontemporer, batasan antara gaya tari tradisional semakin kabur, dan penari bebas mengeksplorasi berbagai teknik yang sebelumnya mungkin tidak diterima dalam tari klasik atau modern awal.
Fusi Gaya: Tari kontemporer kini sering menggabungkan berbagai gaya tari, seperti balet, jazz, hip-hop, bahkan tari tradisional atau etnik. Penari kontemporer dapat beralih dengan mulus antara berbagai teknik untuk menciptakan gerakan yang lebih bebas dan eksperimental.
Improvisasi: Improvisasi semakin menjadi bagian penting dari tari kontemporer. Banyak koreografer kini mendorong penari untuk berimprovisasi, baik dalam latihan maupun dalam pertunjukan. Improvisasi memberi penari kebebasan untuk mengekspresikan diri secara lebih spontan dan autentik.
Gerakan Non-Konvensional: Gerakan tubuh yang sebelumnya dianggap tidak sesuai dengan bentuk tari klasik kini diterima dalam tari kontemporer. Misalnya, penggunaan gerakan yang lebih kasar, eksperimental, atau bahkan cacat tubuh yang disengaja untuk menciptakan kesan emosional yang lebih kuat.
3. Isu Sosial dan Politik dalam Karya Tari
Tari kontemporer di era ini semakin terhubung dengan isu-isu sosial, politik, dan budaya yang relevan dengan masyarakat modern. Penari dan koreografer banyak menggali tema-tema seperti identitas, gender, keadilan sosial, ras, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan kekerasan.
Tari sebagai Medium Kritik Sosial: Banyak karya tari kontemporer yang bertujuan untuk mengkritik atau memprotes ketidakadilan sosial, politik, dan budaya. Isu-isu seperti hak asasi manusia, diskriminasi rasial, dan ketegangan gender sering dijadikan tema utama dalam pertunjukan tari.
Kesadaran Gender dan Identitas: Tari kontemporer sering kali mengeksplorasi tema identitas, terutama terkait dengan gender dan seksualitas. Banyak koreografer dan penari menggunakan tubuh mereka untuk mengeksplorasi atau bahkan mempertanyakan konstruksi sosial tentang gender, norma seksual, dan peran yang diharapkan dalam masyarakat.
4. Pengaruh Hip-Hop dan Street Dance
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, hip-hop dan street dance mulai memberi pengaruh yang besar dalam tari kontemporer. Elemen-elemen seperti breaking, locking, popping, dan krumping sering dimasukkan ke dalam koreografi modern dance. Pengaruh ini membawa gaya tari yang lebih energik, spontan, dan berhubungan dengan budaya urban.
- Penerimaan terhadap Street Dance: Tari kontemporer kini mengakomodasi banyak elemen dari tari jalanan, yang sebelumnya dianggap terpisah dari dunia seni pertunjukan. Penari kontemporer sering kali menggabungkan teknik-teknik ini dalam karya mereka, menciptakan karya yang lebih dinamis dan penuh energi.
5. Keterbukaan terhadap Improvisasi dan Ekspresi Pribadi
Salah satu ciri khas utama tari kontemporer di era ini adalah penekanan pada ekspresi pribadi dan improvisasi. Penari lebih banyak diberi kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka, dan tidak lagi dibatasi oleh teknik atau struktur koreografi yang kaku.
Ekspresi Diri: Tari kontemporer memberikan ruang bagi penari untuk mengeksplorasi gerakan tubuh yang lebih personal dan emosional. Penari dapat menciptakan karya yang mencerminkan pengalaman atau perasaan pribadi mereka, menjadikannya lebih autentik dan mendalam.
Improvisasi: Improvisasi tidak hanya digunakan dalam latihan tetapi juga dalam pertunjukan. Beberapa pertunjukan tari kontemporer bahkan sepenuhnya improvisasi, dengan penari menciptakan gerakan secara spontan sesuai dengan suasana atau respons terhadap audiens.
6. Kolaborasi dan Interdisipliner
Seni pertunjukan kontemporer semakin bersifat interdisipliner, di mana penari bekerja sama dengan seniman dari berbagai disiplin, seperti musisi, visual artist, dan bahkan ilmuwan. Kolaborasi ini menciptakan karya seni yang lebih kompleks dan multidimensional.
Kolaborasi dengan Musisi dan Komposer: Penari sering kali bekerja langsung dengan musisi atau komposer untuk menciptakan karya tari yang sangat terintegrasi dengan musik, baik itu menggunakan musik tradisional, kontemporer, atau suara eksperimental.
Kolaborasi dengan Seniman Visual dan Multimedia: Banyak koreografer kontemporer berkolaborasi dengan seniman visual untuk menciptakan pertunjukan yang melibatkan proyeksi video, desain cahaya, atau bahkan instalasi seni sebagai bagian dari pengalaman pertunjukan.
7. Tari sebagai Terapi
Selain sebagai bentuk ekspresi seni, dance/movement therapy (DMT) juga berkembang pesat. Metode ini menggunakan gerakan untuk membantu individu mengatasi masalah emosional atau fisik, dan menjadi bagian dari pendekatan pengobatan dalam terapi psikologis.
- Terapi Gerakan: Tari kontemporer kini tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk penyembuhan. Dance/movement therapy digunakan dalam konteks medis untuk membantu orang dengan trauma emosional, gangguan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya.
8. Globalisasi dan Pengaruh Budaya Lintas Negara
Globalisasi mempengaruhi perkembangan tari kontemporer, karena penari dan koreografer dari berbagai belahan dunia saling bertukar ide dan teknik. Ini menghasilkan pertunjukan tari yang sangat beragam, mencampurkan berbagai elemen budaya.
Festival dan Pertunjukan Internasional: Tari kontemporer semakin mendapat perhatian di festival-festival internasional. Koreografer dari berbagai negara memperkenalkan karya mereka, yang mencakup pengaruh dari budaya lokal serta pengaruh global.
Pengaruh Budaya Populer: Budaya populer, termasuk film, musik, dan media sosial, juga turut berperan dalam membentuk gaya tari kontemporer. Penari sering kali terinspirasi oleh tren budaya pop atau subkultur tertentu.